NIM : 201531347
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Prosedur Pelayanan Rawat Jalan yang Baik
I. PENGERTIAN
Prosedur adalah serangkaian aksi yang spesifik, tindakan atau operasi yang harus dijalankan atau dieksekusi dengan cara yang sama agar selalu memperoleh hasil yang sama dari keadaan yang sama contohnya prosedur kesehatan dan keselamatan kerja.
Pelayanan menurut Kotler (1994), pelayanan adalah aktivitas atau hasil yang dapat ditawarkan oleh sebuah lembaga kepada pihak lain yang biasanya tidak kasat mata, dan hasilnya tidak dapat dimiliki oleh pihak lain tersebut.
SPM adalah ketentuan ttg jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal
RS adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan meliputi pelayanan promotif, preventif, kurative dan rehabilitatif yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan rawat darurat
Jenis Pelayanan adalah jenis pelayanan yang diberikan oleh RS kepada masyarakat
II. TUJUAN
Untuk menyamakan pemahanan tentang definisi operasional, indikator kinerja, ukuran atau satuan, rujukan, target nasional dengan cara perhitungan/rumus/pembilang dan penyebut/standar/satuan pencapaian kinerja dan sumber data
III. STANDAR PELAYANAN MINIMAL RS BAGIAN RAWAT JALAN
No
|
Jenis Pelayanan
|
Indikator
|
Standar
|
1
|
Rawat Jalan
|
1. Dokter Pemberi Pelayanan di Poliklinik Spesialis.
2. Ketersediaan Pelayanan
3. Ketersediaan Pelayanan di RS Jiwa
4. Jam Buka Pelayanan
|
1. 100% Dokter Spesialis
2. a. Klinik anak
b. Klinik Penyakit Dalam
c. Klinik Kebidanan
d. Klinik Bedah
3. a. Anak Remaja
b. NAPZA
c. Gangguan Psikotik
d. Gangguan Neurotik
e. Mental Retardasi
f. Mental Organik
g. Usia Lanjut
08:00 s/d 13:00
Setiap hari kerja kecuali Jumat : 08:00-11:00
|
No
|
Jenis Pelayanan
|
Indikator
|
Standar
|
5. Waktu tunggu di rawat jalan
|
‘5. ≤ 60 menit
| ||
6. Kepuasan Pelanggan
|
‘6. ≥ 90%
| ||
7. A. Penegakan diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskop TB
B. Terlaksananya kegiatan pencatatan dan pelaporan TB di RS
|
‘7. A. ≥ 60%
B. ≤ 60%
|
Adapun Uraian mengenai standar pelayanan minimal di rawat jalan adalah sebagai berikut :
1. Pemberi Pelayanan di Klinik Spesialis
Judul
|
Pemberi pelayanan di klinik spesialis
|
Dimensi Mutu
|
Kompetensi Tehnik
|
Tujuan
|
Tersedianya pelayanan klinik oleh tenaga spesialis yang kompeten
|
Definisi Operasional
|
Klinik spesialis adalah klinik pelayanan rawat jalan di rumah sakit yang dilayani oleh dokter spesialis ( untuk rumah sakit pendidikan dapat dilayani oleh dkter PPDS sesuai dengan specialis privilege yang diberikan)
|
Frekuensi Pengumpulan Data
|
1 bulan
|
Periode Analisa
|
3 bulan
|
Numerator
|
Jumlah hari buka klinik spesialis yang ditangani oleh dokter spesialis dalam waktu satu bulan
|
Denominator
|
Jumlah seluruh hari buka klinik spesialis dalam waktu satu bulan
|
Sumber Data
|
Register rawat jalan poliklinik spesialis
|
Standar
|
100%
|
Penanggung Jawab Pengumpulan Data
|
Kepala Instalasi rawat jalan
|
2. Ketersediaan Pelayanan Rawat Jalan
Judul
|
Ketersediaan pelayanan rawat jalan
|
Dimensi Mutu
|
Akses
|
Tujuan
|
Tersedianya jenis pelayanan rawat jalan spesialistik yang minimal harus ada di rumah sakit
|
Definisi Operasional
|
Pelayanan rawat jalan adalah pelayanan rawat jalan spesialistik yang dilaksanakan dirumah sakit. Ketersediaan pelayanan rawat jalan untuk rumah sakit khusus disesuaikan dengan spesifikasi dari rumah sakit tsb.
|
Frekuensi Pengumpulan Data
|
1 bulan
|
Periode Analisa
|
3 bulan
|
Numerator
|
Jenis – jenis pelayanan rawat jalan spesialistik yang ada (kualitatif)
|
Denominator
|
Tidak ada
|
Sumber Data
|
Register rawat jalan
|
Standar
|
Minimal kesehatan anak, penyakit dalam, kebidanan dan bedah
|
Penanggung Jawab Pengumpulan Data
|
Kepala Instalasi rawat jalan
|
3. Ketersediaan Pelayanan di RS Jiwa
Judul
|
Ketersediaan pelayanan rawat jalan di rumah sakit jiwa
|
Dimensi Mutu
|
Akses
|
Tujuan
|
Tersedianya jenis pelayanan rawat jalan yang minimal harus ada di rumah sakit jiwa
|
Definisi Operasional
|
Pelayanan rawat jalan adalah pelayanan rawat jalan spesialistik yang dilaksanakan dirumah sakit.
|
Frekuensi Pengumpulan Data
|
1 bulan
|
Periode Analisa
|
3 bulan
|
Numerator
|
Jenis – jenis pelayanan rawat jalan spesialistik yang ada (kualitatif)
|
Denominator
|
Tidak ada
|
Sumber Data
|
Register rawat jalan
|
Standar
|
Minimal
a. NAPZA
b. Gangguan Psikotik
c. Gangguan Neurotik
d. Gangguan Organik
|
Penanggung Jawab Pengumpulan Data
|
Kepala Instalasi rawat jalan
|
4. Buka Pelayanan Sesuai dengan Kebutuhan
Judul
|
Buka pelayanan sesuai ketentuan
|
Dimensi Mutu
|
Akses
|
Tujuan
|
Tersedianya jenis pelayanan rawat jalan spesialistik pada hari kerja di rumah sakit
|
Definisi Operasional
|
Jam buka pelayanan adalah jam dimulainya pelayanan rawat jalan oleh tenaga spesialis jam buka 08.00 s.d. 13.00 setiap hari kerja kecuali jum’at
|
Frekuensi Pengumpulan Data
|
1 bulan
|
Periode Analisa
|
3 bulan
|
Numerator
|
Jumlah pelayanan rawat jalan spesialistik yang buka sesuai ketentuan dalam satu bulan
|
Denominator
|
Jumlah seluruh hari pelayanan rawat jalan spesialistik dalamsatu bulan
|
Sumber Data
|
Register rawat jalan
|
Standar
|
100%
|
Penanggung Jawab Pengumpulan Data
|
Kepala Instalasi rawat jalan
|
5. Waktu tunggu di rawat jalan
Judul
|
Waktu tunggu di rawat jalan
|
Dimensi Mutu
|
Akses
|
Tujuan
|
Tersedianya pelayanan rawat jalan spesialistik pada hari kerja di setiap rumah sakit yang mudah dan cepat diakses oleh pasien
|
Definisi Operasional
|
Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan mulai pasien mendaftar sampai dilayani oleh dokter spesialis
|
Frekeunsi Pengumpulan Data
|
1 bulan
|
Periode Analisa
|
3 bulan
|
Numerator
|
Jumlah kumulatif waktu tunggu pasien rawat jalan yang disurvey
|
Denominator
|
Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang disurvey
|
Sumber Data
|
Survey Pasien rawat jalan
|
Standar
|
≤ 60 menit
|
Penanggung Jawab Pengumpulan Data
|
Kepala Instalasi rawat jalan/komite mutu/tim mutu
|
6. Kepuasan Pelanggan pada Rawat Jalan
Judul
|
Kepuasan Pelanggan pada Rawat Jalan
|
Dimensi Mutu
|
Kenyamanan
|
Tujuan
|
Terselenggaranya pelayanan rawat jalan yang mampu memberikan kepuasan pelanggan
|
Definisi Operasional
|
Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan
|
Frekeunsi Pengumpulan Data
|
1 bulan
|
Periode Analisa
|
3 bulan
|
Numerator
|
Jumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan pasien rawat jalan yang disurvey
|
Denominator
|
Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang disurvey (minimal n = 50)
|
Sumber Data
|
Survey
|
Standar
|
≥ 90 %
|
Penanggung Jawab Pengumpulan Data
|
Kepala Instalasi rawat jalan/tim mutu/panitia mutu
|
7. Pasien Rawat Jalan Tuberkolosis yang ditangani dengan strategi Dots
Judul
|
Pasien rawat jalan tuberkulosis yang ditangani dengan strategi DOTS
|
Dimensi Mutu
|
Akses, efisiensi
|
Tujuan
|
Terselenggaranya pelayanan rawat jalan bagi pasein tuberkulosis dengan strategiDOTS
|
Definisi Operasional
|
Pelayanan rawat jalan tuberkulosis dengan strategi DOTS adalah pelayanan tuberculosis dengan 5 strategi penanggulangan tuberculosis nasional. Penegakan diagnosis dan follow up pengobatan pasien tuberculosis harus melalui pemeriksaan mikroskopis tuberculosis, pengobatan harus menggunakan paduan obat anti tuberculosis yang sesuai dengan standar penanggulanagn tuberculosis nasional, dan semua pasien yang tuberculosis yang diobati dievaluasi secara kohort sesuai dengan penanggulangan nasional
|
Frekeunsi Pengumpulan Data
|
3 bulan
|
Periode Analisa
|
3 bulan
|
Numerator
|
Jumlah semua pasien rawat jalan tuberculosis yang ditangani dengan strategi DOTS
|
Denominator
|
Jumlah seluruh pasien rawat jalan tuberculosis yang ditangani di rumah sakit dalam waktu tiga bulan
|
Sumber Data
|
Register rawat jalan, register TB 03 UPK
|
Standar
|
100%
|
Penanggung Jawab Pengumpulan Data
|
Kepala Instalasi rawat jalan
|
Selain itu pelayanan di rawat jalan juga harus mempunyai standar mengenai Enam Sasaran Keselamatan Pasien yaitu :
1. Ketepatan Identifikasi Pasien
Rumah sakit minimal menggunakan dua identitas pasien yaitu menggunakan Nama Pasien dan Tanggal Lahir untuk mengidentifikasi pasien, Pasien rawat jalan ditambah dengan alamat pasien.
Tidak boleh mengidentitaskan pasien dengan menggunakan ciri – cirri pasien ataupun lokasi pasien.
2. Peningkatan Komunikasi yang efektif
Yang dimaksud disini adalah jika petugas mendapatkan pesanan melalui telpon atau lisan harus menggunakan system TBaK (Tulis, Baca ulang, konfirmasi) dan tehnik SBAR (Situasi, Back ground, Asessment, Recommendation) jika petugas akan melaporkan kondisi pasien.
3. Peningkatan obat yang perlu diwaspadai
Obat – obatan yang termasuk golongan konsentrasi tinggi, narkotik, kemoterapi, NORUM ( Nama Obat, Rupa Ucapan Mirip) harus dikelola untuk mengurangi medikasi error.
4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
Rumah sakit menggunakan penandaan untuk lokasi operasi yang melibatkan lateralisasi, dll.
Menggunakan time out, Sign in, Sign Out untuk kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat operasi pasien.
5. Pengurangan risiko infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan
Disisni lebih ditekankan untuk semua petugas rumah sakit harus melakukan cuci tangan sesuai dengan WHO baik langkah maupun moment nya.
6. Pengurangan risiko pasien jatuh
Rumah sakit menetapkan di semua area pelayanannya untuk adanya assessment awal risiko jatuh, pencegahan pasien jatuh di lingkungan rumah sakit.
IV. Prinsip-Prinsip Pelayanan Rawat Jalan Yang Baik
Jenis
pelayanan rawat jalan di rumah sakit secara umum dapat dibedakan atas 4 macam
yaitu :
1) Pelayanan
gawat darurat (emergency services) yakni untuk menangani pasien yang butuh
pertolongan segera dan mendadak.
2) Pelayanan
rawat jalan paripurna (comprehensive hospital outpatient services) yakni yang
memberikan pelayanan kesehatan paripurna sesuai dengan kebutuhan pasien.
3) Pelayanan
rujukan (referral services) yakni hanya melayani pasien-pasien rujukan oleh sarana
kesehatan lain. Biasanya untuk diagnosis atau terapi, sedangkan perawatan
selanjutnya tetap ditangani oleh sarana kesehatan yang merujuk.
4) Pelayanan
bedah jalan (ambulatory surgery services) yakni memberikan pelayanan bedah yang
dipulangkan pada hari yang sama. Sama halnya dengan berbagai pelayanan
kesehatan lainnya, maka salah satu syarat pelayanan rawat jalan yang baik
adalah pelayanan yang bermutu. Karena itu untuk dapat menjamin mutu pelayanan
rawat jalan tersebut, maka program menjaga mutu pelayanan rawat jalan perlu
pula dilakukan.
Untuk
ini diperhatikan bahwa sekalipun prinsip pokok program menjaga mutu
pada pelayanan rawat jalan tidak banyak berbeda dengan berbagai pelayanan
kesehatan lainnya, namun karena pada pelayanan rawat jalan ditemukan beberapa
ciri khusus, menyebabkan penyelenggaraan program menjaga mutu pada pelayanan
rawat jalan tidaklah semudah yang diperkirakan, ciri-ciri khusus yang dimaksud
adalah:
1) Sarana,
prasarana serta jenis pelayanan rawat jalan sangat beraneka ragam, sehingga
sulit merumuskan tolak ukur yang bersifat baku.
2) Tenaga pelaksana
bekerja pada sarana pelayanan rawat jalan umumnya terbatas, sehingga di satu
pihak tidak dapat dibentuk suatu perangkat khusus yang diserahkan tanggung
jawab penyelengaraa program menjaga mutu, dan pihak lain, apabila beban kerja
terlalu besar, tidak memiliki cukup waktu untuk menyelengarakan program menjaga
mutu.
3) Hasil pelayanan
rawat jalan sering tidak diketahui, ini disebabkan karena banyak dari pasien
tidak datang lagi ke klinik.
4) Beberapa jenis
penyakit yang datang ke sarana pelayanan rawat jalan adalah penyakit yang dapat
sembuh sendiri, sehingga penilaian yang objektif sulit dilakukan.
5) Beberapa jenis penyakit
yang datang ke sarana pelayanan rawat jalan adalah mungkin penyakit yang telah
berat dan bersifat kronis, sehingga menyulitkan pekerjaan penilaian.
6) Beberapa jenis penyakit
yang datang berobat datang kesarana pelayanan rawat jalan mungkin jenis
penyakit yang penanggulangannya sebenarnya berada di luar kemampuan yang
dimiliki. Keadaan yang seperti ini juga akan menyulitkan pekerjaan penilaian.
7) Rekam medis yang
dipergunakan pada pelayanan rawat jalan tidak selengkap rawat inap, sehingga
data yang diperlukan untuk penilaian tidak lengkap
8) Perilaku pasien yang
datang kesarana pelayanan rawat jalansukar dikontrol, dan karenanya sembuh atau
tidaknya suatu penyakit yang dalami tidak sepenuhnya tergantung dari mutu
pelayanan yang diselenggarakan.
REFERENSI :
- Keputusan Menteri kesehatan Nomor : 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
- Wikipedia , pengertian istilah.
- Enam sasaran Keselamatan Pasien, Komite akreditasi RS ( KARS ), Persi.
- http://pipitrianidavaz.blogspot.co.id/2014/10/askep-rawat-jalan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar